Oktober 10, 2024

Petani Di Tanggamus Kecewa Dengan Kinerja Dinas Pertanian Tanggamus

4 min read

Tanggamus MP-Terkait keluhan petani di Pekon Terbaya dan Kota Agung. Mengenai kinerja Dinas Pertanian Tanggamus dinilai tidak maksimal. Kinerja Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) keberadaanya tidak dirasakan oleh masyarakat. Disaat pendemi Covid-19 ini petani gagal Penen akibat wabah hama werang. Sungguh ironis sekali. Perhatian dari Dinas Pertanian Tanggamus tidak dirasakan manfaatnya oleh petani. Kredibelitas Kepala Dinas Pertanian Tanggamus dipertanyakan.

Salah seorang kelompok tani menerangkan terkait Obor Pangan Lestari (OPAL) terlihat mangkrak dan terbengkalai. Sekitarnya dipenuhi rumput liar. Tidak terawat dengan benar. Ditengarai menghabiskan anggaran APBD/ APBN puluhan juta rupiah. Terkesan menghambur-hamburkan anggaran negara saja.

” Seharusnya OPAL itu adanya di KWT (Kelompok Wanita Tani) gunanya agar diberdayakan seperti membudidayakan bibit sayuran, apotik hidup dan budidaya ikan. Tersedianya sumber pangan Beragam, Bergizi, Sehat dan Aman (B2SA) didalam bangunan OPAL tersebut. Kenyataannya didalamnya terdapat tong kosong (tandon) berisi sampah dan ditumbuhi rumput liar. Mesinnya tidak ada hilang. Jaringnya sudah rusak. Mengapa tidak dimanfaat untuk petani. Sedangkan tujuan dibangunnya OPAL untuk memanfaatkan lahan perkantoran sebagai penyedia pangan dan sebagai percontohan untuk masyarakat. Kalau didinasnya saja seperti itu, apa lagi yang berada dikelompok-kelompok tani ?. Harapan saya Kepala Dinasnya diganti tidak becus mengelola dinas. Jadi apa rakyat kita kedepan kalau yang mengelola tidak mengerti.” Ungkapnya berang.

Selanjutnya setelah Tim AWPI Tanggamus menerima informasi dari kelompok tani tersebut. Mendatangi dan melihat langsung keberadaan OPAL didepan Kantor Dinas Pertanian Tanggamus. Kamis, 3/12/2020. Bertemu Kepala Bidang Perkebunan Kusnadi. Kabid Kusnadi menerangkan, ” OPAL (Obor Pangan Lestari) ini sumber dananya dari Dinas Pertanian Provinsi (Lampung) langsung. Tahun 2019 lalu. Fungsinya untuk menanam sayuran seperti sawi dan kangkung. Tanaman hidroponik. Untuk sample atau percontohan. Sudah digunakan sebanyak 5 kali. Hasilnya sudah dibagi-bagikan kepada yang mau saja dikarnakan itu milik kita (Dinas Pertanian Tanggamus). Saat ini tidak difungsikan dikarnakan mesinnya hilang karna kemalingan. Manfaatnya bagi petani untuk lahan yang sempit.” Kata Kabid Perkebunan.

Usai di Kantor Dinas Pertanian Tim AWPI turun melihat OPAL di belakang Kantor Bidang Pertanian dan menemui Kabid Pertanian Wakijan. Wakijan menjelaskan, ” Kita kekurangan tenaga penyuluh. Masing-masing 1 orang penyuluh menangani 16 kelompok. Petugas penyuluh khusus hama adalah POPT. Petugas provinsi ada 5 orang. Itu bukan punya kita (Dinas Pertanian Tanggamus). Petugas dari provinsi diperbantukan disini. Setiap petugas penyuluh punya WKPP masing-masing. Kita kekurangan tenaga penyuluh. Hal ini sudah kita sampaikan ke BKD dan Kementerian.” Terangnya Wakijan.

Terkait masalah OPAL disampaikan oleh Ria Kasi Pupuk menjelaskan, ” Anggaran OPAL ini dari Pusat semua (Kementerian Pertanian). OPAL ini khusus perkantoran. Programnya di KWT-KWT. Anggaran tahun 2019. Seharusnya ada sharingnya. Tapi saat sharing disusun kegiatan ini (OPAL) sudah turun saat pengajuan anggaran sheringnya ditahun 2020. Yang ada saja kita diefesiensi. Bagaimana OPAL ini mau berjalan. Yang ada rumahnya saja diefesiensi. Sistemnya tidak bergulir.” Keluhnya.

Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus dinilai kurang maksimal. Gagal panen di beberapa daerah di kabupaten Tanggamus akibat hama wereng.

Hal tersebut di ungkapkan beberapa petani padi di seputaran Kotaagung seperti di pekon Terbaya.
Salah satu petani di Terbaya Rusdi mengatakan, ” Ini kegagalan yang paling parah yang di alami oleh petani di Pekon Terbaya ini. Seakan-akan pihak Dinas Pertanian tutup mata atas peristiwa serangan hama werang ini. Kami mengalami kerugian akibat gagal panen tahun ini. Yang membuat kami kecewa kemana PPL Dinas pertanian Tanggamus. Bantuan-bantuan obat-obatan baik dari Dinas Pertanian maupun dari Kementerian Pertanian dikemanakan ? Ironisnya lagi bangunan OPAL didepan Kantor D
Ironisnya lagi bangunan OPAL didepan Kantor Dinas Pertanian Tanggamus itu fungsi dan tujuan apa ? Manfaat bagi petani apa ?. Itu sia-sia dikarnakan keberadaan OPAL ( Obor Pangan Lestari) itu tidak kami rasakan manfaatnya.” Ungkap Rusdi

. Akibatnya petani kecewa. Dia mempertanyakan kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus. Dikemanakan bantuan obat-obatan dari Provinsi tersebut. Yang nilainya cukup pantastis. Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) tidak turun langsung. Hanya kesalah satu kelompok tani saja. Itu pun ke ketuanya saja.Terkait bantuan yang diberikan sepengetahuannya hanya sebotol. Banyak petani tidak kebagian. Terkait masalah OPAL (Obor Pangan Lestari) dirinya tidak mengetahui manfaat bagi petani. Jika untuk pembibitan. Dirinya tidak merasa menerima bantuan bibit maupun obat-obatan dari Dinas Pertanian. ” Saya kecewa dengan kinerja Dinas Pertanian terutama PPLnya. Saat kejadian seperti serangan hama werang ini. Saya tidak merasa menerima bantuan baik obat-obatan atau bibit dari Dinas terkait. Seharusnya PPL itu turun kelapangan. Bukan ke kelompok tani saja, langsung kepetani-petaninya. Agar tahu dan melihat keadaannya langsung. Apa lagi OPAL itu, saya enggak tau manfaatnya bagi petani. Dan lagi perihal asuransi petani itu bukan melalui PPL, yang saya dengar bocorannya petani langsung ke Dinas. Sudah ada yang masuk asuransi di Pekon Kota Agung ini. Namun belum saya dengar mendapatkan klim asuransi terkait gagal panen imbas dari diserang hama werang. Hal itu belum saya dengar.” Imbuhnya.

Menanggapi keluhan para petani yang mengalami gagal panen akibat wabah hama werang yang mendera petani baru-baru ini. Saat dikonfirmasi oleh awak media di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus, Senin 30/11/2020, Kadis Pertanian Kabupaten Tanggamus Catur Agus Dewanto menerangkan, ” Hama werang jika tidak tepat menanganinya akan terjadi ledakan. Seperti orang sakit kepala dikasih obat sakit perut. Bukan nyembuhin malah meledak. Tanggamus ini 2 dari kabupaten se Lampung. Karna iklim menyebabkan WBC (Werang Batang Coklat). Dipengaruhi cuaca. Sudah diramalkan oleh BMKG. Ini sudah diatas ambang ekonomi. Terjadinya hama werang ini dipengaruhi siklus iklim. Sesuai amflitudo suhu. Banyak petani tidak mengikuti anjuran dari kami (Dinas Pertanian). Sudah kami adakan pengedalian hama. Gerakan Pengendalian dari bulan Oktober. Hama werang bukan hanya menyerang di Tanggamus saja yang mengalami gagal panen namun terjadi juga di Pesisir Barat. PPL sudah kami turunkan ke lapangan, membantu petani. Mengenai OPAL (Obor Pangan Lestari) tersebut bantuan dari Provinsi. Sistemnya bergulir, dan terus tetap bergulir. Sudah beberapa kali dimanfaatkan untuk bibit percontohan di Tanggamus. Yang masuk asuransi hanya tanaman pangan, petani padi saja. Peternakannya ternak sapi dan kerbau yang masuk asuransi. Sudah diperintahkan PPL yang mengurusnya. Nanti PPL yang ke kabupaten.” Katanya. (Ded/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.